Home / Uncategorized

Senin, 13 Maret 2023 - 18:04 WIB

Sejarah Masuknya Agama Islam di Papua Barat, MUI: Kiyai Abdul Goffar Kenalkan Islam Lewat Fakfak

Screenshot

Screenshot

MUIPapuabarat.com- Ada beragam versi masuknya agama islam di Tanah Papua. Setiap kerajaan atau ketuanan memiliki riwayat cerita.

Di Pulau Papua, khususnya Papua Barat, cerita mengenai masuknya agama Islam beragam. Ada sejarah yang berkembang secara berbeda di daerah seperti Fakfak, Kaimana, dan Teluk Bintuni.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat Dr Mulyadi Djaya, mengatakan sejarah masuknya agama Islam versi Kabupaten Fakfak menyebar di Semenanjung Onin.

Masuknya agama Islam di Papua Barat disebut terjadi pada 8 Agustus 1360 Masehi.

“Itu riwayat yang dituturkan Raja Rumbati XVI, Ibrahim Bauw,” kata Mulyadi Djaya, Rabu (8/3/2023).

Raja Ibrahim dalam riwayat menceritakan, kala itu datang seorang da’i (pendakwah) ke Kampung Rumbati. Da’i itu bernama Kiyai Abdul Gofar berasal dari wilayah Aceh.

Dari sumber berbeda, Mulyadi Djaya mengatakan banyak ahli yang berpendapat, masuknya Islam di Tanah Papua terjadi pada abad ke-15.

Seorang ahli sejarah dari Spanyol bernama Torres, ucapnya, menyebut agama Islam hadir di Papua khususnya Fakfak pada 1600 masehi. Islam dibawa ke Papua oleh saudagar dagang dari Bugis dan Arab.

“Dulu mereka banyak melakukan transaksi dagang di Semenanjung Onin itu,” kata Mulyadi Djaya.

Baca Juga  MUI Papua Barat Salurkan 1000 Paket Tali Asih di Pesantren Salafiyah

Ia menyatakan, dapat dikatakan agama Islam masuk di Papua pada abad 16 dan 17. Hal itu ditandai dengan diangkatnya sejumlah raja di wilayah Fakfak, Kaimana, dan Raja Ampat.

“Ada raja Patipi, raja Rumbati dan seterusnya,” ujar Mulyadi Djaya.

Dalam kesempatan yang sama, Mulyadi Djaya memaparkan perkembangan Islam mulai semarak di Irian Jaya sejak masuk dalam rangkulan NKRI pada 1963 dengan didatangkannya guru dan tokoh agama.

Dakwah agama Islam seperti Muhammadiyah kala itu masuk, beserta dakwah Nahdatul Ulama.

Khusus Muhammadiyah, ucap Mulyadi Djaya pertama kali disiarkan di Kabupaten Merauke, yang kini jadi ibu kota Provinsi Papua Selatan pada 1920 Masehi.

Untuk Papua Barat dan Papua, Muhammadiyah dibawa dan dikembangkan Raja Rumbati XVI, Ibrahim Bauw pada 1940 masehi. Raja Ibrahim Bauw disebutnya mendakwahkan ajaran-ajaran Muhammadiyah di Papua.

Di sisi lain, masuknya Injil di Tanah Papua, melalui Pulau Mansinam di Kabupaten Manokwari, kata Mulyadi Djaya dikawal dengan perintah Sultan Tidore yang memeluk agama Islam.

Injil di Papua dikenalkan oleh dua misionaris yakni Carl Wilhem Ottow dari Belanda dan Johan Gottlob Geissler dari Jerman.

Baca Juga  Ketua MUI Papua Barat Harap Pengurus Masjid Mampu Indentifikasi Aliran Sesat

Dengan riwayat pengantaran dan pengawalan oleh prajurit kesultanan Tidore, Mulyadi Djaya, menilai toleransi umat beragama sejak dulu sudah diperkenalkan.

“Memberikan kesempatan untuk menyebarkan Injil di Papua serta mengantar keduanya ke Manokwari, itu artinya toleransi sejak dulu sudah diperkenalkan. Mereka (Ottow dan Geissler) tiba dengan selamat di Pulau Mansinam,” ujar Mulyadi Djaya.

Hal itu dinilai menjadi cerminan toleransi dan kerukunan umat beragama di Tanah Papua, baik di Kabupaten Fakfak, Manokwari, dan Kaimana.

Apalagi, di Kabupaten Fakfak sering dilakukan saling kunjung saat perayaan Idulfitri maupun Natal, termasuk dalam kepanitian pembangunan rumah ibadah.

Saat ini, umat Kristen dilibatkan dalam pembangunan masjid dan umat Islam dilibatkan untuk pembangunan gereja.

“Itu peran yang pernah dilakukan Raja Rumbati XVI, Ibrahim Bauw. Karena selain Ketua Muhammadiyah, beliau juga saudagar yang menjual hasil bumi hingga ke Jepang,” kata Mulyadi Djaya.

Hasil perdagangan itu digunakan untuk membangun rumah ibadah seperti gereja dan masjid. Hasil dagang juga digunakan membangun koperasi.

“Itu membuat Papua berkembang lebih cepat,” ucap Mulyadi Djaya.

Share :

Baca Juga

Uncategorized

3 Wakil Kepala Daerah Bertandang ke Kantor MUI Papua Barat

Uncategorized

Wakil Gubernur Papua Barat Daya Kunjungi Pusat Dakwah Hidayatullah

Uncategorized

Ahmad Nausrau Mengisahkan Perjalanan Panjang Penetapan 8 Agustus 1360 M, Awal Masuknya Agama Islam di Tanah Papua

Uncategorized

8 Agustus 1360 Agama Islam Masuk di Tanah Papua

Uncategorized

Pj Gubernur PB dan Pj Gubernur PBD Buka Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua

Uncategorized

MUI Papua Barat Raih Terbaik ke IV se- Indonesia

Uncategorized

MUI Papua Barat Tak Izinkan LDDI Sholat Id Sendiri

Uncategorized

Berikut Program MUI Papua Barat Sepanjang Ramadan 1445 Hijriah